Tuesday, June 24, 2008

SEMALAM BERSAMA JIBRIL DAN MIKAIL

DALAM KITAB shahih Bukhari ada sebuah hadis yang mengisahkan mimpi Rasulullah bersama malaikat Jibril dan malaikat Mikail. Mimpi Rasulullah adalah wahyu dari Allah Swt. Mimpi Rasul dalam hadis ini sarat pelajaran berharga, bahwa manusia kelak akan memanen dan mengetam tanaman amal yang ia tanam di dunia. Prilaku jahat manusia di dunia ada balasannya. Kebajikan ada ganjarannya.

Sahabat Nabi bernama Samrah bin Jundub mengisahkan,

“Jika Rasulullah Saw. Selesai melakukan shalat, beliau menghadapkan wajahnya pada kami, dan bertanya,

‘Siapa di antara kalian yang bermimpi tadi malam?’

Jika ada orang yang bermimpi, ia akan menceritakan mimpinya itu pada Rasul. Dan Rasul akan berujar, ‘Masya Allah!’ Suatu hari beliau bertanya pada kami,

‘Dia anatar kalian apakah ada yang bermimpi?’

Kami menjawab,

‘Tidak!’

Rasulullah Saw. Lalu bersabda,

‘Tetapi aku tadi malam bermimpi. Aku didatangi dua orang lelaki. Keduanya memegang tanganku dan membawaku keluar ke bumi suci. Tiba-tiba ada seorang lelaki sedang duduk dan seorang lelaki berdiri. Lelaki yang berdiri itu memegang besi. Ia menancapkan besi itu pada rahang lelaki yang duduk hingga tembus ke tengkuk. Lalu melakukan hal yang sama pada rahang yang satunya. Kedua rahangnya itu remuk menjadi satu. Rahangnya pulih kembali seperti sedia kala dan lelaki itu kembali melakukan (penyiksaan) itu lagi.’

Aku bertanya, ‘Apa ini?’

Kedua lelaki itu berkata, ‘ Ayo lanjutkan perjalanan!’

Kemi meneruskan perjalanan hingga bertemu lelaki terlentang bertumpu pada tengkuknya. Di atas kepalanya ada lelaki berdiri memegang batu cadas atau batu keras dan licin dan menjatuhkan batu itu tepat pada kepala orang yang telentang. Jika batu itu mengenainya, kepala itu hancur. Lelaki yang berdiri itu memungut kembali, dan tidak kembali pada orang yang telentang kecuali untuk melumat kepalanya. Kepala itu lalu kembali pulih dan lelaki itu melumatnya lagi.

Aku bertanya, ‘Apa ini?’

Kedua lelaki itu berkata, ‘Ayo lanjutkan perjalanan!’

Kami meneruskan perjalanan menuju lubang seperti tungku. Atasnya sempit bawahnya luas. Di bawahnya dinyalakan api. Ternyata di dalamnya ada lelaki dan perempuan telanjang. Mereka dijilat nyala api dari bawah. Jika nyala itu mendekat mereka naik sampai hampir keluar. Jika nyala itu padam mereka kembali lagi ke bawah.

Aku bertanya, “Apa ini?’

Kedua lelaki itu berkata, ‘Jalan terus!’

Kami meneruskan hingga sampai pada suatu sungai dari darah. Di dalamnya ada lelaki berdiri dan di tengah sungai ada lelaki membawa batu. Ia menghadap pada lelaki yang ada di dalam sungai. Jika lelaki yang ada di dalam sungai hendak keluar ia melemparnya dengan batu pada mulutnya hingga kembali ke dalam sungai seperti sedia kala.

Aku bertanya, ‘Apa ini?’

Kedua lelaki itu berkata, ‘Ayo lanjutkan perjalanan!’

Kami meneruskan hingga sampai di taman yang hijau. Di dalamnya ada pohon yang besar. Di bawahnya ada orang tua dan anak-anak kecil. Tiba-tiba ada lelaki dekat dengan pohon itu membawa api dan menyalakannya. Kedua lelaki itu membawaku naik pohon dan memasukkan aku pada sebuahrumah yang tidak pernah kulihat sama sekali ada yang lebih baik darinya. Di dalamnya ada orang tua dan anak-anak kecil. Kedua lelaki itu membawaku naik dan memasukkan aku pada rumah yang lebih baik dan lebih utama dari rumah sebelumnya.

Aku katakan, ‘Kalian berdua telah membawaku berkeliling malam ini. Kabarkanlah padaku apa yang telah aku lihat!’

Keduanya menjawab, ‘Baik!’

‘Yang kau lihat dihancurkan rahangnya adalah seorang pendusta. Ia berbicara dengan kedustaan. Kedustaan itu terus dibebankan padanya sampai setinggi ufuk. Ia akan disiksa demikian sampai kiamat.

Sedangkan orang yang diremuk kepalanya adalah orang yang diajari Allah Al-Quran. Ia tidur tidak membacanya pada waktu malam dan tidak mengamalkannya pada waktu siang. Ia disiksa demikian sampai hari kiamat.

Adapun yang kau lihat dalam lubang, mereka adalah para pezina. Yang kau lihat di sungai adalah pemakan riba.

Sedangkan orang tua yang ada di bawah pohon adalah Nabi Ibrahim dan anak-anak kecil di sekitarnya adalah anak-anak manusia. Yang menyalakan api adalah malaikat penjaga neraka. Rumah yang pertama adalah rumah orang-orang beriman umumnya. Adapun rumah ini adalah rumah para syuhada.

Dan aku adalah Jibril. Ini adalah Mikail. Sekarang angkatlah kepalamu!’

Aku lalu mengangkat kepalaku. Tiba-tiba aku melihat istana seperti awan.

Keduanya berkata, ‘itu adalah rumahmu.’

Aku berkata, ‘Perkenankan aku memasuki rumahku!’

Jibril berkata, ‘Kau masih memiliki sisa umur yang belum kau lalui dengan sempurna. Jika kau telah melewatinya dengan sempurna maka kau akan memasuki rumahmu.’

#Dikutip dari Sajadah Cinta -Habiburahman El Shirazy- #

KETIKA MASJID DAN RUMAH BORDIL ROBOH

ADA DUA LELAKI. Keduanya adalah saudara kandung. Lahir di dalam keluarga yang taat beragama. Namun perilaku dua orang itu berbeda dan akhir hidup mereka juga berbeda.

Yang tua, sejak kecil dikenal baik, alim, dan ahli ibadah. Ia tidak suka menyakiti orang lain. Tidak suka hura-hura. Tak pernah menyentuh gelas minuman keras apalagi meminumnya. Waktu mudanya banyak dihabiskan di masjid. Ia juga tidak suka bergaul dengan wanita yang bukan mahramnya. Pernah ia dirayu seorang gadis cantik yang masih sepupunya, namun ia teguh dalam keimanannya. Karena amal perbuatannya yang baik dan akhlaknya yang mulia ia dicintai oleh keluarga dan masyarakat.

Sedangkan adiknya, sangat berbeda dengan kakaknya. Sejak kecil dikenal nakal. Sejak remaja sudah biasa masuk tempat maksiat. Rumah bordil adalah tempat biasa ia mangkal. Hampir tiap hari ia mabuk dan melakukan pelbagai maksiat di rumah bordil miliknya itu. Kadang-kadang ia juga ikut gerombolan perampok, untuk merampas harta orang lain. Saat merampok ia bahkan terkadang juga melakukan pemerkosaan. Hampir segala jenis maksiat dan perbuatan yang menjijikkan telah ia lakukan untuk memuaskan hawa nafsunya. Perbuatan jahatnya itu membuat dirinya di benci oleh keluarga dan masyarakat.

###

Suati ketika, sang kakak yang alim dan ahli ibadah merenung dengan kesendiriannya. Tiba-tiba dengan halus sekali nafsunya berkata padanya,

“Sejak kecil kau selalu berbuat kebaikan dan beribadah. Kau telah mendapat tempat di hati masyarakat dan dikenal sebagai orang baik. Namun kau tidak pernah merasakan nikmatnya hidup sedikitpun. Kenapa tidak sesekali kau datang ke tempat adikmu menghibur diri di rumah bordilnya. Sesekali saja. Setelah itu kau bisa tobat. Kau bisa membaca istighfar ribuan kali dalam sholat tahjjud. Bukankah Allah Swt itu Maha pengampun?”

Bujukan hawa nafsunya itu ternyata masuk dalam pikirannya. Setan pun dengan sangat halus masuk melalui pori-pori dan aliran darah. Ia berkata pada diri sendiri,

“Benar juga. Kenapa aku tidak sesekali menghibur diri? Hidup Cuma sekali. Nanti malam aku mau menari dan bersenang-senang bersama wanita cantik di rumah bordil adikku. Setelah itu aku pulang dan bertobat kepada Allah Swt. Dia Maha pengasih lagi Maha pengampun.”

Sementara itu di rumah bordil. Adiknya juga merenung. Ia merasa jenuh dengan hidup yang dijalaninya. Nuraninya berkata,

“Sudah bertahun-tahun aku hidup bergelimang dosa. Bermacam maksiat telah aku lakukan. Apakah aku akan hidup begini terus? Keluarga membenciku karena perbuatanku. Juga masyarakat, mereka memusuhiku karena kejahatanku. Kenapa aku tidak mencoba hidup baik-baik seperti kakak. Ah, bagaimanakah besok kalau aku telah mati. Bagaiman aku mempertanggungjawabkan perbuatanku. Kalau begini terus kelak aku akan masuk neraka. Hidup susah di akhirat sana. Sementara kakakku akan hidup nikmat di surga. Tidak! Aku tidak boleh hidup dalam lembah maksiat terus. Aku harus mencoba hidup di jalan yang lurus. Nanti malam habis maghrib aku akan ke masjid tempat kakak beribadah. Aku mau tobat dan ikut sholat. Aku mau kembali ke pangkuan Allah Swt. Aku mau beribadah sepanjang sisa hidupku. Semoga saja Allah mau mengampuni dosa-dosaku yang telah lalu.”

###

Dan benarlah. Ketika malam datang kedua saudara itu melaksanakan niatnya masing-masing. Usai sholat maghrib di masjid, sang kakak kembali ke rumah , ganti pakaian dan bergegas menuju rumah bordil. Adapun sang adik, telah pergi meninggalkan rumah bordil begitu mendengar suara azan maghrib. Jalan yang diambil dua bersaudara itu tidak sama sehingga keduanya tidak berjumpa di tengah jalan.

Sampai di rumah bordil sang kakak mencari adiknya. Namun tidak ada. Orang-orang yang ada di rumah bordil tidak ada yang tahu ke mana adiknya itu pergi. Meskipun adiknya tidak ada ia tetap melaksanakan niatnya. Nafsu telah menguasai seluruh akal pikirannya. Ia pun menuruti segala yang diinginkan nafsunya di rumah bordil itu bersama para penari dan pelacur.

Di tempat lain, sang adik sampai di masjid tempat kakaknya biasa beribadah. Ia sudah bertekad bulat untuk tobat meninggalkan semua perbuatan buruknya. Ia mengambil air wudhu dan masuk kedalam masjid. Ia mencari-cari kakaknya, ternyata tidak ada. Padahal biasanya kakaknya selalu beri’tikaf di masjid usai maghrib sampai isya’. Ia bertanya pada penjaga masjid, namun ia tidak tahu kemana perginya. Meskipun tidak ada kakaknya, niatnya telah bulat. Ia melakukan shalat dan beristighfar sebanyak-banyaknya dengan mata bercucuran air mata.

Tiba-tiba bumi tergoncang dengan hebatnya.

“Awas, ada gempa! Ada gempa!” teriak orang-orang di jalan.

Orang-orang panik keluar dari rumah untuk menyelamatkan diri. Takut kalau-kalau rumah mereka runtuh. Sang adik yang sedang larut dalam kenikmatan tobatnya tidak beranjak dari dalam masjid. Ia tidak merasakan ada gempa. Demikian juga sang kakak yang saat itu sedang terlena di rumah bordil. Ia sama sekali tidak merasakan gempa. Goncangan gempa malam itu cukup keras. Beberapa bangunan roboh. Termasuk masjid dan rumah bordil.

Keesokan harinya. Sang kakak ditemukan tewas di antara reruntuhan rumah bordil di samping mayat seorang penari wanita dalam keadaan yang memalukan. Sedangkan adiknya juga ditemukan tewas di antara reruntuhan masjid. Kedua tangannya mendekap sebuah mushaf di dada

Masyarakat yang tahu ihwal kedua kakak beradik itu meneteskan air mata. Mereka tidak habis pikir, orang yang selama ini dikenal ahli ibadah kok bisa tewas dengan cara yang sedemikian tragisnya. Sedangkan adiknya yang selama ini dikenal ahli maksiat kok bisa husnul khatimah. Dengan peristiwa ini orang-orang diberi pelajaran yang sangat berharga. Bahwa kematian ini bisa datang kapan saja. Hanya Allah yang tahu. Maka jangan sekali-kali iseng menuruti hawa nafsu. Siapa tahu saat sedang menuruti hawa nafsu itulah maut menjemput. Na’udzubillahi min dzalik. Bahwa niat baik harus selalu dijaga, agar Allah Swt. Menganugerahkan akhir hidup yang indah. Akhir hidup yang diridhai-Nya.

“ Ya Allah, karuniakanlah kepada kami keteguhan dan keistiqomahan berada dalam jalan-Mu. Karuniakanlah kepada kami husnul khatimah. Amin, ya Rabbal ‘Alamin.


#Dikutip dari Sajadah Cinta - Habiburahman El Shirazy- Semoga bermanfaat#

KEAJAIBAN BASMALAH

SYAIKH MUHAMMAD AS-SANWANI, Grand Syaijkh Al-Azhar Mesir yang ke-13, dalam kitabnya yang bernama “Hasyiyah Ala Mukhtashar Ibnu Jamrah” yang berisi penjelasan kitab Mukhtashar Shahih Bukhari, menulis beberapa kisah nyata tentang keajaiban basmalah.

Di antaranya, beliau menuturkan,

“Suatu ketika Abu Hurairah ra., salah seorang sahabat nabi terkenal, bertemu dengan setan penggoda orang kafir. Setan penggoda orang kafir itu gemuk, segar, rapi dan memakai baju bagus. Sedangkan setan penggoda orang mukmin kurus, kering, kusut dan telanjang”.

Setan gemuk itu bertanya pada setan penggoda kaum mukmin yang kurus, “Kenapa keadaanmu menyedihkan, kau kurus kering, kusut dan telanjang?”

Setan kurus menjawab,

“Aku bertugas menggoda orang mukmin yang selalu berzikir dan membaca basmalah menyebut nama Allah. Ketika hendak makan dan minum ia membaca basmalah menyebut nama Allah, maka aku tetap lapar dan haus. Ketika memakai minyak ia menyebut nama Allah, maka aku tetap kusut. Dan ketika memakai baju ia juga menyebut nama Allah sehingga aku tetap telanjang!”

Setan gemuk menyahut,

“Kalau begitu aku beruntung, aku bersama orang kafir yang tidak pernah menyebut nama Allah. Pada waktu makan ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa makan bersamanya sampai puas. Ketika minum dia juga tidak menyebut nama Allah sehingga aku bisa ikut minum. Ketika memakai minyak ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku ikut minyakan. Dan ketika memakai pakaian ia tidak menyebut nama Allah sehingga aku ikut memakai pakaiannya.”

###

Begitulah, begitu agung faidah membaca basmalah. Setan tidak bisa ikut makan makanan orang yang membaca “Bismillahirrahnanirrahim!” Bahkan dalam sebuah hadis Rasulullah Saw. Bersabda, bahwa rumah yang dibacakan basmalah maka setan tidak akan bercokol dan bermalam di dalamnya.

Baginda Rasulullah Saw. Mengajarkan agar umatnya memulai segala perbuatan baiknya dengan membaca basmalah, menyebut nama Allah Swt. Agar perbuatan itu benar-benar penuh berkah, tidak diganggu setan dan mendapatkan ridha dari Allah Yang Maha Rahman.


Hmm, barusan sebelum baca artikel ini baca Bismillah ngga? Hehe!